Orang Melayu benar-benar dekat hidupnya dengan dunia spritual. Ini kemungkinan karena selainnya Islam sebagai agama harus orang Melayu, Pagan, Hindu dan Buddha pernah memengaruhi peradaban Melayu. Nyaris tiap perguliran kehidupan, tidak lepas dari ritus maupun do'a sebagai mantera.
Pada warga Melayu Sumatera Utara di pinggir pantai misalnya : Tanjungbalai, Batubara, Pagurawan, Pantai Cermin, Bedagai, Belawan, maupun di pesisir timur Langkat. Beberapa nelayan yakin lautan terkuasai oleh kuasa gaib. Mereka mengatakan Mambang Laut.
Mambang laut terdiri atas delapan penguasa dan tinggal 8 pelosok mata angin, yakni Mayang Mengurai, Laksemana, Mambang Tali Arus, Mambang Jeruju, Katimanah, Panglima Merah, Datuk Panglima Hitam dan Baburrahman di Baburrahim.
Datuk Panglima Hitam penguasa utara kerap dikatakan sebagai Datuk Hitam. Beliau ialah penghulu dari sekaligus Mambang.
Warga Melayu yang tidak bersinggungan dengan kebudayaan pantai memercayai ada Jembalang sebagai penguasa air, tanah maupun angin.
Walaupun juga budaya Islam benar-benar menempel untuk kehidupan orang Melayu, keyakinan pada Mambang maupun Jembalang tetap terawat dan digabungbaurkan dengan adat keislaman.
Ritus Tepung Tawar maupun Gaji - Gaji sebagai peninggalan Pagan dan Hinduisme masih menggunakan awalan mantera "Kuuuuuuuuuuruuuuus Semangat" walaupun juga selanjutnya di gabungakn dengan bacaan - bacaan Islam seperti Syalawat.
Pembuktian jika perguliran kehidupan orang Melayu tidak lepas dari dunia supranatural dapat kita contohkan sepert berikut :
Mantra Orang Melayu Serta Dunia Spiritual
Ini sebagai mantera untuk ayam yang lamban bertelur.
"Tongon…tongon…tongon…, batolur kamu sebijik jika tidak batolur kujual kau ke pasar limo. Kangen kau samo ayah kamu",
Mantera ini dipakai untuk memutihkan gigi dan memperkuatnya.
"Sirihku siranting kuning, kumakan di rumpung tolang, cahayo gigiku seperti omas yang kuning. Cahayo mukoku seperti matoari colang cemorlang, tidak bisa ditontang nyato. Cahayo gigiku roguh nasi moncorhong dayang dayad."
Mantera ini dipakai dalam ritus jemput semangat.
"Wali wali batungkat, tangkai geledek waktu syetan menggandeng sang fulan disana semangat sang fulan pulang. Tidak boleh kamu lupa di tengah-tengah rimba, tidak boleh kamu lupa di tepi sungai, Tidak boleh kamu lupa di pinggir pantai, tidak boleh kamu lupa di tengah-tengah balai, Tidak boleh kamu lupa di situs, Tidak boleh kamu lupa di tengah-tengah rumah, pulang kamu ketempat kamu sendiri di anjung yang tinggi di balai yang besar."
Mantra ini untuk persembahan jamu laut.
"Assalamualaikum saya kirim salam pada jin tanah saya tahu asalmu keluar air ketuban, bukan saya melepaskan bala mustaka, sangkakah, sangkipad melepaskan bala mustaka. Bukan saya melepaskan bala mustaka, jin baru melepaskan bala mustaka. Jin yang tua melepaskan bala mustaka."
Mantera singkat ini dipakai untuk pengetahuan penderas pukulan.
"Menyia Muhammad Allah lalu"
Dipakai dalam pengetahuan cuca untuk penampar.
"Diam Muhammad Allah lalu"
Mantra datang dari bahasa sansekerta yang memiliki makna daya tarik. Ianya semakna dengan do'a maupun jampi orang Melayu di rantau ini jadikan mantera sebagai pembuka laris supaya tuah Si Maha tercucur restu dalam tiap aktivitas.
Ialah wajar jika bahasa mantera memakai bahasa sansekerta yang dibawa Hinduisme dan Budhaisme, bahasa Melayu Tambo yang dikuasai saluran penghayat tempatan dan bahasa Arab atas dampak kebudayaan Islam. Dalam penyuaraan mantera orang Melayu memiliki strategi yang cukup unik, ada perkataan berbentuk cerita biasa, ada perkataan berbentuk cerita berlagak bahkan juga ada perkataan berbentuk berdendang. Berikut khazanah budaya yang mungkin kita tak lagi sefaham dengan skema ini-pola ini.
Lukah Menari
"Tahasih…tahasih mak sibanding siatlukah temu bamban sang kutarih. Jika nak lihat lukah menari, nak lihat kaya Allah. Keceti kambing keceti ketasik kegumba tidak boleh. Ingat…ingat… dalam hati kataku barusan lupa tidak boleh. Ingat - ingat dalam hati kataku barusan lupa tidak boleh. Kekebon kita kekebon tidak boleh dibeli mangkok kerang bersatu kita ke balai datuk mak sibanding edan sorang. Hulu lugoh mudik lugoh temu bembam betali - tali, bukan gampang pekara gampang ada lukah pintar menari."
Mantera di atas dipakai supaya lukah atau bubu dapat menari sendiri sekalian dibisikkan pada lukah : "perlu kau untuk malu bangkitlah menari". Mantera di atas dengan diawali Bismillah dan disudahi karena Laaailahaillallah. Bila pembaca coba mantera ini pada lukah, tidak boleh kaget bila cedera itu menari sendiri. Bila lukah diikat dengan pena dia akan sanggup menulis sendiri apa yang kita ajukan pertanyaan.
Mengalihkan Penunggu Kayu
"Assalamualaikum, walaikumsalam al habib gulkarim, saya tahu asal mulamu jadi ketika loh juga belum, kalam juga belum. Saat laut pupak pupakan gunung lumpat kijangan. Ketika rumput ngarum - ngarum, hujan merenyai renyaian tunggu kunun ahoi sang buah telor kulit namanya alah intan ahoi kayu selemak kening menanam kayu sialang ahoi oi akar menama kancing bumi banir manaham galah bejuang kulit mename Allah intan ahoi sang mali nidai jalan mename ampailah tuan li puulr mename dian sebatang cabang mename alah payung lerang buah mename alah intan ahoi. Silayang - layang ranting mename payung Fatimah"
Mantra di atas jadi lagu untuk menyembah kayu. Oleh pawang untuk menebang kayu yangn dipercaya punyai penunggu.
Ambil Madu Lebah
anak diayun indung dicari menanti tunam jadi ubatnya.
Lama tidak ke kebun, habislah padi alah intan ahoi dililit kangkung
lama telah pawang tidak dilihat hatiku beramuk bersedih yang di jantung.
Rancung rancunglah kaki cendawan tidak boleh terancung sayang ahooooiii.
Sibuku buluh, kalaupun ada kasih di awan bintanglah tidak boleh tumbuh diberi tumbuh.
Jika luruh luruhpun nangka tidak boleh diterpa alah intan ahoi sang cabang pawoh.
Seandainya tidur tidurlah mata tidak boleh bercintalah pawang yang jauh.
Baik - baik menggenggam setir agar perlu telangar karang.
Baik - baik menggenggam setir agar tidak boleh orang di dengar orang".
Mantera di atas dilagukan oleh pawang pengambil madu lebah. Dipercaya lebah tidak serang walaupun tanpa memakai asap maupun penutup kepala.
Panggil Angin
Sedayangku tinggal sakit hati miskin pacarku lahku pergi okurung sakit hati bekurung habis tunam tujuh pengikat putus disikat sang raja wali,
tujuan sedangku biarlah bisa rayalah musim balik lagi.
Anak cina jual bawang.
Bawang dipasarkan halia juga.
Sedayangku gagah melewang takut geram kunun pawang sedia."
Mantera di atas dibaca sekalian berdendang untuk panggil angin. Ini umumnya dipakai untuk datangkan hujan atau menepis hujan. Untuk nelayan dipakai sebagai dasar arah tangkapan. Tok bomoh atau dukun memulai terawangannya pada tingkah bomoh lainnya menggunakan mantera ini.
Penawar Dapat
Ini ialah mantra tawar dapat dipakai untuk menyembuhkan seorang yang tersengat dapat atau toksin binatang. Misalnya : ular, lipan, kalajengking dan binatang buas yang lain. Umumnya dipakai bahan bunga warna merah maupun air liur yang diambil dengan telunjuk tangan kanan yang dimuat dengan telapak tangan.
Kewibawaan
"Hai manusia, saya tahu asal kamu, mulajadi ketika kamu ditatang Jibrail pada sore ke Magrib, empat puluh empat hari Nur Allah namanya kamu, tujuh hari kamu engkau dikandung Bapak kamu sir Allah namanya kamu, 3 bulan sepuluh hari dikandung ibu kamu kamarullah namanya kamu, tidak boleh kamu menantang saya, bila kamu menantang saya durhaka kamu ke Allah, durhaka kamu ke Muhammad, durhaka kamu ke saya, kabullah saya menggunakan do'a cuca sebelumnya maka kabul do'a pendidik guruku, mustajab akan saya karena Lailahaillallah"
Di atas ialah mantra sebelumnya jadi dipakai untuk memunculkan karisma, kewibawaan supaya dihormati oleh manusia.
Muka Berseri
"Bismillahirrahmanirrahim, hai embun mustika embun, embun namanya Jalalullah, saya menggunakan mustika embun, saya anak aminullah."
Mantra mustika embun ini dinaikkan kurang lebih jam 5.30 pagi. Mengambil embun dengan ke-2 telapak tangan, lalu bacakan mantra di atas dan sapukanlah ke muka sama arah jarum jam. Mantra mustika embun ini berguna untuk meningkatkan seri muka.
Pemanis
"Hai simanggur bulan dan bintang. Matahari keluar di ubun - ubunku, bulan purnama di mukaku, bintang tujuh di keningku, bintang penabur di dadaku. Hai Allah tidak ada penabur di dadaku. Hai Allah tidak ada saya kelindihan duduk mak inang canang yang banyak karena saya menggunakan sang awang yang lebih. Bila saya duduk saya yang lebih, bila berdiri saya yang lebih. Bila saya jalan saya yang lebih. Dilebihkan Allah, dilebihkan Muhammad, diebihkan baginda Rasullah karena Lailahaillallah".
Mantera di atas adalah dari mantera sang awang yang lebih yang berguna untuk pemanis. Dinaikkan pada subuh dengan ambil air liur dengan ibu jemari kanan sesudah dimantrai oleskan di wajah, tangan dan dada.
Pelet
"Hai nisan menggarang, nallah mengangkangkan Sariah namanya, kamu yang kata Tuhan silahkan kamu kesini saya tahu asalmu mula maka wadi, muni, mani, maknikam, silahkan kamu kesini ini tempatnya kamu karena Lailahaillallah Muhammadarrasulullah."
Mantera di atas disebutkan mantera pelepas dipakai untuk memelet seseroang. Triknya ialah tentanglah biji mata seorang yang hendak dipelet sekalian membaca mantra pelepas di atas satu napas selanjutnya tariklah ke jantung. Anda dapat menunjukkan sendiri seorang itu dengan datang - datang akan cinta ke anda.
Besi Kursani
"Bismillahirrahmanirrahim terdirilah besi kursani dalam tangkai badanku dak saya ketahui lahaula walakuwata illabillahi aliulajim yahum kanda dek saya ketahui. Pil amri saina yang bangun dek saya lahaula walakuwata illabillahi aliulajim. Sanda manjud Rasullullahi sallallahi alaihi wassallam kullahum sai'an alfatihah"
Mantra di atas adalah mantera besi kursani. Mantra ini dinaikkan untuk kebal pada purnama 13, 14, dan 15.Pemakai mantra ini tidak dibetulkan mengawali perkelahian dan dilarang membakar besi saat diperlukan. Pembaca tinggal membaca mantera : "Besi pasak besi kursani, tegang tegar hasrat dalam tubuhku karena Lailahaillallah".
Dalam tradisi memiliki ilmu orang Melayu memiliki persyaratan kemakbulan salah satunya ialah kunci pengetahuan ialah percaya, dengan percaya pengetahuan akan makbul, jangan mendurhaka orangtua dan guru, pengetahuan dinaikkan di saat - saat mustajab yang telah dinaikkan saja.
Dalam pengetahuan kedigjayaan melayu dikenali cara panglima yakni : Saat eksekutorn pengizasahan dengan ritus mandi minyak. Penerapan ritus diadakan pada jam 18.00 - 01.11 larut malam dan dieksepsikan di hari Sabtu malam Minggu karena dipercaya ini hari kurang dingin dalam tuah keilmuan. Arah dan duduk sila tentukan kemakbulan dari sebuah mantera.
Orang Melayu yakin bahasa bercarut atau perkataan cacian kurangi aturan keilmuan. Selain itu beribadah ke si Ilahi ialah penguat dari satu pengetahuan. Demikian kilatan khazanah mantera dalam warga Melayu.
Semoga artikel pada blog aurod keilmuan nusantara ini tentang Mantra Orang Melayu Serta Dunia Spiritual ini bermanfaat bagi pembaca blog. kurang lebihnya mohon maaf, wassalam