--> < >

Doa Buat Pengantin serta Pemahaman Dalam Berumahtangga

    Doa Buat Pengantin serta Pemahaman Dalam Berumahtangga

    Artikel ini akan membahas tentang doa-doa yang dapat diucapkan oleh pengantin serta pemahaman dalam berumahtangga. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai doa-doa yang dapat diucapkan sebelum dan setelah pernikahan, serta pentingnya memahami dan menjalankan perannya masing-masing dalam berumahtangga. Artikel ini juga akan memberikan tips dan nasihat untuk membuat rumah tangga yang harmonis dan damai.

    Doa Buat Pengantin Bagi para undangan Walimatul Ursiy disunnahkan mengucapkan selamat kepada pengantin dengan mendoakannya sebagai berikut:

     َلَك َوَباَرَك َعَلْيَك َوَجَمَع َبْيَنُكَما ِفي َخْيٍر َباَرَك ُهللا 
    Doa di atas, sering diterjemahkan: “Semoga Allah memberi berkah kepadamu, dan semoga Allah memberi berkah atasmu, dan semoga Ia mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.” 

    Sekilas, terjemahan di atas sudah tampak benar. Akan tetapi, terjemahan tersebut belumlah mewakili makna yang terkandung dalam doa walimah tersebut. Apabila dilihat secara leksikal (kosakata), memang tidak salah apabila kita menemui kalimat:

     َلَك َوَباَرَك َعَلْيَك َوَجَمَع َبْيَنُكَما ِفي َخْيٍر َباَرَك ُهللا 
    Lalu kita terjemahkan,“Semoga Allah memberi berkah kepadamu, dan semoga Allah memberi berkah atasmu, dan semoga Ia mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan” 

    Pertanyaannya adalah, “Apakah pembaca dapat dalam) atasmuَ (عَلْيَك dan) kepadamuَ (لَك makna membedakan terjemah doa walimah di atas? Tentu tidak bisa bukan? Perlu diketahui, bahwa preposisi[1] الالم secara harfiyyah artinya memang bisa diterjemahkan ‘kepada atau buat’. Adapun على dapat diterjemahkan ‘di atas’. Akan tetapi, jika kedua preposisi tersebut terdapat dalam satu kalimat secara bersamaan, makna preposisi tersebut tidak bisa lagi diterjemahkan secara harfiyyah’ kepada’ atau ‘di atas’ lagi. 

    Namun, makna الالم menunjukkan makna yang baik, sedangkan على menunjukkan makna yang buruk. Oleh karena itu, jika memerhatikan hal ini, doa Walimah di atas jika diterjemahkan akan menjadi panjang, yaitu: “Semoga Allah memberi berkah kepadamu di saat rumah tanggamu dalam keadaan harmonis, dan semoga Allah (tetap) memberi berkah kepadamu di saat rumah tanggamu terjadi kerenggangan (terjadi prahara), dan semoga Allah mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan”.

    Nah, bagaimana arti di saat rumah tanggamu dalam keadaan harmonis bisa muncul? Jawabnya adalah karena adanya preposisi الالم yang makna menunjukkan hal-hal yang baik jika disandingkan dengan preposisi على dalam satu kalimat. Konteks kalimat di atas adalah pernikahan, sehingga diketahui secara pasti bahwa hal-hal yang baik dalam pernikahan adalah ketika pasangan hidup dalam keadaan harmonis. 

    Demikian pula sebaliknya, arti di saat rumah tanggamu terjadi kerenggangan (terjadi prahara) dapat muncul sebagai terjemahan dari preposisi على . Preposisi ini akan menunjukkan makna yang buruk jika disandingkan dengan preposisi الالم dalam satu kalimat. Konteks kalimat di atas adalah penikahan, sehingga diketahui secara pasti bahwa hal-hal yang buruk dalam penikahan adalah ketika pasangan hidup mengalami kerenggangan atau prahara dalam rumah tangganya. 

    Hal ini membawa pelajaran penting bagi setiap orang yang akan menikah bahwa Nabi sudah mengisyaratkan dalam rumah tangga yang akan dihadapi tidaklah selamanya dalam keadaan yang bahagia dan harmonis. Setelah menikah nanti, seorang istri akan melihat sisi lain dari sang suami, yang tidak ia ketahui sebelum menikah. 

    Demikian pula sebaliknya, sang suami akan melihat banyak hal yang tidak diketahuinya dari si istri setelah ia bergaul dengan istri beberapa hari pasca pernikahan. Pertengkaran sangat mungkin terjadi antara suami dengan istri, yang bisa muncul karena adanya kecemburuan, kesalahan dari salah satu pihak, bahkan karena adanya hal-hal sepele sekalipun. 

    Dalam kondisi prahara ini, Nabi mengisyaratkan bahwa Allah bisa akan tetap memberi berkah pada suami istri tersebut. Bagaimana sikap suami ketika menghadapi kesalahan istri, demikian pula bagaimana istri ketika menghadapi kesalahan suami adalah hal-hal yang telah diajarkan dalam syariat Islam Anggapan bahwa rumah tangga selamanya 100% akan harmonis, tanpa ada perselisihan dan pertengkaran adalah anggapan yang keliru. 

    Bagi yang sudah menikah, tentu mengetahui hal ini. Nabi kita yang mulia, memberi sifat bagi wanita bahwa mereka adalah kaca-kaca, sebagaimana dalam sabdanya, ُاْر ُفْق ِباْل َقَواِريِر Artinya:"‘Lembutlah kamu kepada kaca-kaca (maksudnya para wanita)."

    Dijelaskan bahwa wanita disamakan dengan kaca karena begitu cepatnya mereka berubah dari ridha menjadi tidak ridha, senang menjadi kesal dan karena tidak tetapnya mereka (mudah berubah sikap dan pikiran), sebagaimana kaca yang mudah untuk pecah dan tidak menerima kekerasan. 

    Dikatakan tentang wanita "Rambutnya panjang, pikirannya pendek" Bahkan, Nabi sendiri juga menjelaskan bahwa sangat memungkinkan suami akan mendapati hal-hal yang tidak ia senangi pada istrinya, tetapi hal tersebut Nabi larang dijadikan alasan untuk membenci istrinya tersebut, sebagaimana dalam sabda Rasulullah:

     ِإْن َكِرَه ًة اَل َرُسوُل ِهَّللا َصَّلى ُهَّللا َعَلْيِه َوَسَّلَم اَل َيْفَرْك ُمْؤِمٌن ُمْؤِم َن اَل َق ِبي ُهَرْيَر َة َق َعْن َأ ِمْنَها ُخُل ًقا َرِضَي ِمْنَها آَخَر .
    Artinya:“Janganlah seorang mu'min benci kepada seorang wanita mu'minah (istrinya). Jika ia membenci sebuah sikap (perbuatan) istrinya, maka ia akan ridha dengan sikapnya yang lain”

    Jika terjadi pertengkaran antara seorang dengan istrinya, janganlah ia bersegera untuk membenci atau mencerainya. Hendaknya ia bersabar terhadapnya, niscaya Allah akan menampakkan dari istrinya apa yang disukainya. 

    Jangan sampai karena hal yang sepele, suami sampai marah abis-abisan seperti sang istri kurang manis membuatkan kopi, kurang sedep olahan sayur asem bikinannya, kurang medok bikin sambel, kaga bisa nyiangin ikan betok, atau teledor dalam menjaga totok ikan peda seperti dalam cerita al-Marhum Haji Bokir. 

    Perlu diketahui bahwa dalam berumah tangga sebagai suami dituntut ekstra sabar, pastinya masih banyak hal-hal yg positif dan disenangi oleh suami dari sang istri. Walaupun misalnya sang istri kurang pandai ngulek cabe bikin sambel, boleh jadi sang istri pandai dalam goyangannya di ranjang. Itu yang disebut setiap ada kekurangan pasti di situ ada kelebihan 

    Suami yang paling sedikit mendapat taufik dari Allah dan yang paling jauh dari kebaikan adalah seorang suami yang melupakan seluruh kebaikan-kebaikan istrinya, atau pura-pura melupakan kebaikan istrinya dan menjadikan kesalahan-kesalahan istrinya selalu di depan matanya. 

    Bahkan terkadang kesalahan istrinya yang sepele dibesarbesarkan, apalagi dibumbui dengan prasangka-prasangka buruk yang akhirnya menjadikannya berkesimpulan bahwa istrinya sama sekali tidak memiliki kebaikan.” Syaithan berusaha memisahkan hubungan antara suami dengan istri. 

    Kesempatan yang tidak disia-siakan syaithan adalah ketika suami melihat satu kesalahan istrinya, maka syaithan akan membisiki sang suami untuk menjauhinya sampai menceraikannya. Namun, ingatlah berkah memberi Allah Semogaَ ‘وَباَرَك َعَلْيَك lafadz kembali kepadamu ketika kamu ditimpa prahara’ ketika manusia mengucapkannya di saat Anda menikah dulu. 

    Lalu, bagaimana agar Allah tetap memberi berkah ketika rumah tangga ditimpa prahara dan pertengkaran? Namun, satu kunci pembuka untuk menjawab pertanyaan di atas adalah:
    • Pertama: masing-masing dari kedua pasangan harus membekali hidup berumah tangga dengan ilmu agar masing-masing dari mereka mengetahui hak-hak dan kewajiban serta pandai mencari solusi masalah rumah tangga. 
    • Kedua: pengamalan agama yang bagus agar kasih sayang, keberkahan dan keridhaan Allah selalu tercurah dalam rumah tangganya. 
    • Dan ketiga: dituntut bagi kedua pasangan menghiasi pergaulan dengan akhlaq karimah dengan harapan keharmonisan selalu terjaga.
    Dalam artikel ini, kami telah membahas tentang pentingnya doa dalam pernikahan dan pemahaman dalam berumahtangga. Doa dapat membantu menjaga kedamaian dan keharmonisan rumah tangga. Namun, doa tidak cukup tanpa adanya pemahaman dan komitmen dari kedua belah pihak dalam menjalankan perannya masing-masing dalam berumahtangga. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu berusaha untuk memahami dan menghormati pasangan serta terus belajar dan menjaga komunikasi yang baik dalam rumah tangga. Semoga dengan mempraktikkan doa-doa yang telah kami sampaikan dan memahami peran masing-masing dalam berumahtangga, rumah tangga Anda akan selalu dalam kedamaian dan kebahagiaan.
    LihatTutupKomentar