Iman Kepada Allah Beserta Sifat-Sifat 20
Iman Kepada Allah Beserta Sifat-Sifat Nya. Cabang Iman Pertama: Iman Ke Allah Yang diartikan memiliki iman ke Allah ialah jika kita yakini sebenarnya Allah Taala ada. Kehadiran Allah tanpa suatu hal mediator sebagai pemicu ada, kehadiranNya harus ada tidak didului oleh tiadanya, Allah ada sebelumnya ada tempat dan waktu, Allah ada saat sebelum kata ada itu ada.Allah Maha Sebelumnya tidak berpermulaan dan Maha
Abadi tidak ada akhir untuk keabadiannya, Allah memiliki sifat Maha Tunggal tidak ada sekutu untuknya,
Maha Esa tidak ada siapa dan apa saja dari makhluq yang
menyerupaiNya dan yakini semua karakter-sifat prima untuk Allah Taala.
Tanya dan jawaban mengenai sifat-sifat Allah, ada seorang anak menanyakan pada ayahnya:
Anak: "Ada berapakah jumlah karakter-sifat yang prima untuk Allah Taala"?
Ayah: "Jumlah karakter-sifat prima untuk Allah Taala ada beberapa tak terbatas ".
Anak: "Wajibkah kita mengimani semua sifat prima untuk Allah Taala yang banyaknya banyak
dan tak terbatas itu ?.
Ayah: "Harus, tapi secara ijmal (global) yaitu kita harus yakini jika semua karakter-sifat
kesempurnaan itu punya Allah Taala.
هللا متصف بجميع صفة الكمال ومنزه عن كل نقص وما خطر بالبال
Maknanya: "Allah mempunyai bermacam sifat kesempurnaan dan jauh dari semua sifat kekurangan dan
disucikan dari apapun yang tebersit dalam pemikiran dan hati makhluqNya.
Anak: "Ada yang ngomong Allah punyai sifat hanya 20, apa tujuannya?
Ayah: "Dua puluh sifat itu ialah karakter-sifat yang Allah Taala sebut langsung dalam alQur'an. Dan kita harus mengimani secata tafshil (detil) dua puluh sifat itu.
Secara ijmal
(global) kita harus mengimani semua sifat prima untuk Allah Taala. Secara tafshil (detil) kita
harus mengimani sifat Allah Taala yang sejumlah dua puluh karakter. Jika kita dalami secara
dalam (bahasa betawinya dipikirin empel-empel alus-alus), maka kita dapatkan dalildalilnya dalam al-Qur'an.
Sifat Dua Puluh
Karakter-sifat Allah itu banyak tidak terhitung.
Tetapi andaikan dicatat satu juta, satu milyar, atau
satu trilyun, pasti kita tidak mampu pelajarinya kan?
Beberapa ulama menulis dua puluh sifat yang harus (maknanya harus ada) pada Tuhan. Bila tidak
mempunyai sifat itu, memiliki arti ia bukan Tuhan.
Kemudian kita dapat pelajari sifat Allah yang lain
dalam Ama'ul Husna (99 Nama Allah yang Baik).
Karakter-sifat 20 itu ialah:
1. Wujud (ada) Allah itu Bentuk (ada).
Mustahil/tidak mungkin Allah itu ‘Adam (tidak ada).
Memang susah menunjukkan jika Tuhan itu ada. Tetapi bila kita menyaksikan pesawat terbang, mobil,
TV, dan sebagainya, benar-benar tidak logis bila kita berbicara semuanya terjadi dengan sendirinya.
Tentu ada pembikinnya.
Bila beberapa benda yang simpel seperti korek api saja ada pembikinnya, apa lagi dunia yang
lebih komplek.
Bumi yang saat ini ditinggali oleh sekitaran 8 milyar manusia, keliling lingkarannya sekitaran 40 ribu
km panjangnya.
Matahari, keliling lingkarannya sekitaran 4,tiga juta km panjangnya.
Matahari, dan 8 planetnya yang bergabung dalam Mekanisme Tata Surya, bergabung dalam galaksi
Bima Sakti yang panjangnya sekitaran 100 ribu tahun sinar (kecepatan sinar=300 ribu
km/detik!) bersama sekitaran 100 milyar bintang lainnya.
Galaksi Bima Sakti, hanya 1
galaksi antara beberapa ribu galaksi yang lain yang bergabung di dalam 1 "Klaster ".Klaster ini bersama
beberapa ribu Klaster yang lain membuat 1 Super Cluster. Sementara beberapa ribu Super Klaster ini pada akhirnya
membuat "Jagad Raya" (Universe) yang rentangannya sepanjang 30 Milyar Tahun Sinar!
Berharap dikenang, angka 30 Milyar Tahun Sinar baru angka perkiraan sekarang ini, karena jarak pandang
teleskop paling canggih baru sampai 15 Milyar Tahun Sinar.
Pikirkan, bila jarak bumi dengan matahari yang 150 juta km dilakukan oleh sinar
cuma dalam 8 menit, karena itu semua Jagad Raya baru dapat dilakukan sepanjang 30 milyar tahun
sinar. Tersebut kebesaran ciptaan Allah! Bila kita percaya akan kebesaran ciptaan Tuhan, karena itu
sebaiknya kita lebih yakini kembali kebesaran pembuatnya.
Dalam Al Qur'an, Allah menerangkan jika Dia yang membuat langit, bintang, matahari,
bulan, dan sebagainya:
"Maha Suci Allah yang jadikan di langit rangkaian-gugusan bintang dan Ia jadikan
kepadanya matahari dan bulan yang bercahaya." [Al Furqoon:61]
Karena kita tidak dapat menyaksikan Tuhan, tidak berarti Tuhan itu tidak ada.
Tuhan ada. Walau kita
tidak dapat melihatNya, tetapi kita dapat rasakan ciptaannya." Pengakuan jika Tuhan itu tidak
ada karena hanya panca indera manusia tidak dapat ketahui kehadiran Tuhan ialah
pengakuan yang salah.
Seberapa banyak benda yang tidak dapat disaksikan atau didengarkan manusia, tetapi pada realitanya
benda itu ada?
Begitu banyak benda langit yang jaraknya milyaran, bahkan bisa saja trilyunan sinar yang
tak pernah disaksikan manusia, tetapi benda itu sebetulnya ada?
Seberapa banyak zat memiliki ukuran molekul, bahkan juga nukleus (rambut dibelah 1 juta), hingga
manusia tidak dapat menyaksikannya, rupanya benda itu ada? (manusia baru dapat menyaksikannya bila
menempatkan benda itu di bawah mikroskop yang sangat kuat).
Seberapa banyak gelombang (entahlah radio, elektromagnetik. Listrik, dan sebagainya) yang tidak dapat
disaksikan, tetapi rupanya hal tersebut ada?
Benda itu ada, tetapi panca indera manusia lah yang terbatas, hingga tidak ketahui
kehadirannya.
Kekuatan manusia untuk menyaksikan warna terbatas pada beberapa frekwensi tertentu,
demikian juga suara. Kadang cahaya yang sangat silau tidak saja tidak bisa disaksikan, tetapi
bisa membutakan manusia.
Demikian juga suara dengan frekwensi dan kekerasan tertentu selainnya
ada yang tidak dapat didengarkan ada juga yang sanggup merusak pendengaran manusia. Bila
untuk ketahui kehadiran ciptaan Allah saja manusia telah alami kesusahan, apa lagi
untuk ketahui kehadiran Si Maha Pembuat!
Ada juta-an orang yang menertibkan lalu lintas jalan raya, udara, dan laut.
Mercusuar sebagai
petunjuk arah dibangun, demikian juga lampu radar dan merah. Menara kontrol lapangan terbang
menertibkan lalu lintas udara dan laut. Sementara setiap kendaraan ada sopirnya. Bahkan juga untuk
pesawat terbang ada Pilot dan Co-pilot, sementara di kapal laut ada Kapten, juru lainlain, dan mudi. Toh, beberapa ribu kecelakaan selalu terjadi di darat, udara, dan laut.
Walau ada yang atur,
masih tetap terjadi kecelakaan lalu lintasi.
Kebalikannya, bumi, matahari, bulan, bintang, dan sebagainya selalu tersebar sepanjang milyaran tahun
lebih (usia bumi diprediksi sekitaran 4,5 milyar tahun) tanpa tubrukan.
Sepanjang milyaran
tahun, tak pernah bumi menubruk bulan, atau bulan menubruk matahari. Walau sebenarnya tidak ada
rambu-rambu jalan, polisi, maupun pilot yang memakai. Tanpa Tuhan yang Maha
Atur, mustahil semuanya terjadi.
Semuanya muncul karena ada Tuhan yang Maha
Pengatur. Allah yang sudah memutuskan beberapa tempat perjalanan (orbit) untuk masing-masing
benda itu. Bila kita benar-benar pikirkan ini, pasti kita percaya jika Tuhan itu
ada."Dia-lah yang jadikan matahari berkilau dan bulan bersinar dan diputuskan-Nya manzilahmanzilah (beberapa tempat) untuk perjalanan bulan itu, agar kamu ketahui bilangan tahun
dan penghitungan (waktu). Allah tidak membuat yang begitu tetapi dengan hak.
Ia
menerangkan pertanda (kebesaran-Nya) ke beberapa orang yang ketahui." [Yunus:5]
"Tidak kemungkinan untuk matahari memperoleh bulan dan malampun tidak bisa menyusul
siang. Dan masing-masing tersebar pada garis edarnya." [Yaa Siin:40]
Sungguhnya beberapa orang yang pikirkan alam, insya Allah akan percaya jika Tuhan itu ada:
"Allah lah Yang meninggi-kan langit tanpa tiang (seperti) yang kamu saksikan, selanjutnya Ia
berse-mayam di atas `Arsy, dan tundukkan bulan dan matahari.
Masing-masing tersebar
sampai saat yang ditetapkan. Allah atur masalah (makhluk-Nya), menerangkan pertanda
(kebesaran-Nya), agar kamu yakini tatap muka (mu) dengan Tuhanmu." [Ar Ra'd:2]
"(yaitu) beberapa orang yang ingat Allah sekalian duduk atau berdiri atau pada kondisi
tiduran dan mereka pikirkan mengenai pembuatan langit dan bumi (sambil berbicara): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Kamu membuat ini dengan percuma. Maha Suci Kamu, karena itu
piaralah kami dari siksa neraka." [Ali Imron:191]
Kunci Iman menyembah Allah. Jika orang tidak memercayai Allah itu ada, karena itu ia
ialah Atheist. Tidak dapat tulus dan khusyu' menyembah Allah.
2. Qidam (Terdahulu) Allah itu Qidam (Terdahulu).
Tidak mungkin Allah itu Huduts (Baru).
"Dia Yang Awalnya …" [Al Hadiid:3]
Allah ialah Pembuat semua sesuatu. Allah yang membuat langit, bumi, dan semua didalamnya
terhitung tumbuhan, manusia juga, dan binatang.
"Yang begitu ialah Allah, Tuhanmu, Pembuat semua sesuatu..?" [Al Mu'min:62]
Maka dari itu, Allah ialah awal.
Ia telah ada jauh saat sebelum langit, bumi, tumbuhan,
binatang, dan manusia yang lain ada. Mustahil Tuhan itu baru ada atau lahir sesudah makhluk
yang lain ada.
Sebagai contoh, mustahil lukisan Monalisa ada terlebih dahulu saat sebelum pelukis yang
melukisnya, yakni Leonardo Da Vinci.
Demikian pula Tuhan. Mustahil makhluk
ciptaannya ada terlebih dahulu, selanjutnya
baru ada Tuhan.
3. Baqo' (Kekal) Allah itu Baqo' (Kekal).
Mustahil Allah itu Fana' (Musnah).
Allah sebagai Tuhan Semesta Alam itu hidup terus menerus. Abadi kekal mengurusi makhluk
ciptaannya. Bila Tuhan itu Fana' atau mati, bagaimana nasib ciptaannya seperti manusia?
"Dan bertawakkallah ke Allah yang hidup (abadi) Yang tidak mati…" [Al Furqon 58]
"Semuanya yang berada di bumi itu akan musnah.
Dan masih tetap abadi Dzat Tuhanmu yang memiliki
kemuliaan dan kebesaran." [Ar Rahman:26-27]
Karenanya bila ada "Tuhan" yang meninggal dunia atau mati, karenanya bukan Tuhan. Tetapi manusia biasa.
Makna: Bila kita menyukai Allah yang Maha Abadi dan ada selalu dan menjadikanNya rekan
dan perlindungan, pasti kita tetap sabar walau kehilangan semua yang kita sayangi.
4. Mukhollafatuhu lil hawaadits (Tidak Sama dengan MakhlukNya)
Allah itu berlainan dengan makhlukNya (Mukhollafatuhu lil hawaadits). Tidak mungkin Allah itu sama
dengan makhlukNya (Mumaatsalaatuhu lil Hawaadits). Jika sama dengan makhluknya
misalkan sama kurang kuatnya dengan manusia, pasti "Tuhan" itu dapat mati dikerubut atau disalib
oleh manusia.
Tidak mungkin bila "Tuhan" itu dilahirkan, menyusui, buang air, beberapaya, dan tidur.
Itu ialah manusia. Bukan Tuhan!
Allah itu Maha Besar. Maha Kuasa. Maha Perkasa. Maha Hebat. Dan semua Maha-maha yang
bagus lainnya.
"…Tidak ada sesuatupun yang sama dengan Dia…" [Asy Syuura:11]
Misalkan sifat "Hidup" Allah lain dengan sifat "Hidup" makhluknya. Allah itu sejak dahulu,
saat ini, kiamat, dan sampai hari akhirat kelak masih tetap hidup. Kebalikannya makhluknya seperti
manusia dahulu mati (tidak ada). Kemudian baru hidup dan dilahirkan. Tetapi itu juga cuma
sebentar. Paling lama 1000 tahun. Kemudian mati dipendam dan kembali.
Jadi walau sepintas sama,
tetapi sifat "Hidup" Allah lain dengan makhlukNya.
Demikian pula dengan sifat lain seperti "Kuat." Allah selalu kuat dan kemampuannya dapat
merusak alam semesta. Sementara manusia itu dahulu saat bayi kurang kuat dan saat mati
pun tidak memiliki daya. Saat hidup juga bila terkena tsunami atau gempa apa lagi kiamat, ia akan mati.
5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan sendirinya)
Allah itu Qiyamuhi Binafsihi (Berdiri dengan sendirinya). Tidak mungkin Allah itu Iftiqoorullah
(Berhajat/perlu) pada makhluknya.
".. Sebenarnya Allah betul-betul Maha Kaya (tidak membutuhkan suatu hal) dari semesta alam."
[Al ‘Ankabuut:6]
"Dan ucapkanlah: "Semua puji untuk Allah Yang tidak memiliki anak dan tidak memiliki
sekutu dalam kerajaan-Nya dan Ia bukan juga nista yang membutuhkan penolong dan
agungkanlah Ia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya." [Al Israa' 111]
Di bumi ini, semuanya orang sama-sama membutuhkan. Bahkan juga seorang raja juga perlu penjahit baju
supaya ia tidak telanjang. Ia perlu pembikin bangunan supaya istananya dapat berdiri. Ia perlu
tukang masak supaya bisa makan. Ia perlu ajudan supaya tidak mati dibunuh orang.
Ia perlu
dokter bila ia sakit. Saat bayi, ia perlu susu beberapaya, dan ibunya.
Kebalikannya Allah berdiri sendiri. Ia tidak perlu makhluknya. Andaikan semua makhluk
memujiNya, pasti tidak berubah sedikitpun kemuliaanNya.
Kebalikannya bila semua
makhluk mengejekNya, tidak menyusut sedikitpun kemuliaanNya.
"Hai manusia, kamulah yang berkeinginan ke Allah; dan Allah Dia Yang Maha Kaya
(tidak membutuhkan suatu hal) kembali Maha Terpuji." [ Faathir 15]
Makna: Tidak tinggi hati dan meminta cuma ke Allah. Karena Manusia saat lahir perlu
kontribusi.
Demikian juga saat mati walau ia kaya dan berkuasa
6. Wahdaaniyah (Esa) Allah itu Wahdaaniyah (Esa/Satu).
Tidak mungkin Allah itu banyak (Ta'addud) seperti 2, 3, 4, dan
seterusnya.
Allah itu Maha Kuasa. Bila ada sekutuNya, karena itu Ia bukan yang Maha Kuasa lagi. Bila satu
Tuhan Maha Pembuat, karena itu Tuhan lainnya kekuasaannya terbatas karena bukan Maha
Pembuat.
"Allah sesekali tidak memiliki anak, dan sesekali tidak ada tuhan lainnya dan-Nya.
Jika ada tuhan dan-Nya, masing-masing tuhan itu akan bawa makhluk yang
dibuatnya, dan beberapa dari tuhan-tuhan itu akan menaklukkan beberapa yang lain. Maha
Suci Allah atas sesuatu yang mereka karakterkan itu" [Al Mu'minuun:91]
Ucapkanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
Allah ialah Tuhan yang tergantung kepada-Nya semua sesuatu.
Ia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang sama dengan Dia."
[Al Ikhlas:1-4]
Maka dari itu, ummat Islam harus menyembah Tuhan Yang Maha Esa/Satu, yakni Allah. Tidak
patut untuk ummat Islam untuk menyembah Tuhan selainnya Allah seperti Tuhan Bapa, Tuhan
Anak, Arwah Kudus.
Tidak patut untuk ummat Islam untuk menyembah 3 Tuhan di mana satu
ialah yang Membuat, satu kembali yang menghancurkan, dan paling akhir yang memiara.
"Sebenarnya Allah tidak memaafkan dosa syirik, dan Ia memaafkan semua dosa
selainnya dari syirik, untuk siapakah yang diinginkan-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah,
karena itu benar-benar dia sudah melakukan perbuatan dosa yang besar." [An Nisaa':48]
Makna: Tidak mempersekutukan Allah
7. Qudrat (Kuasa) Sifat Tuhan lainnya ialah Qudrat atau Maha Kuasa.
Mustahil Tuhan itu ‘Ajaz atau
kurang kuat. Bila kurang kuat hingga misalkan dapat diamankan, disiksa, dan disalib, karenanya bukan Tuhan
yang sesungguhnya. Cuma manusia biasa.
"… Seandainya Allah menginginkan, pasti Ia menghilangkan pandangan mereka dan pendengaran.
Sebenarnya Allah berkuasa atas semua sesuatu." [Al Baqarah:20]
"Bila Ia kehendaki, pasti Ia hancurkan kamu dan datangkan makhluk baru (untuk
gantikan kamu). Dan yang begitu tidak susah untuk Allah." [Fathiir:16-17]
Makna: mengetahui kekuasaan Allah dan tawakal ke Allah.
8. Iroodah (Berkehendak) Sifat Allah ialah Iroodah (Maha Berkehendak).
Allah lakukan suatu hal sesuai
kehendaknya. Tidak mungkin Allah itu Karoohah (Lakukan suatu hal dengan terpaksa).
"…Sesungguhnya Tuhanmu Maha Eksekutor pada apa yang Ia kehendaki." [Huud:107]
"Allah Pembuat langit dan bumi, apabila Ia berkeinginan untuk membuat suatu hal, karena itu
Ia cuma menjelaskan padanya: "Jadilah!" Lantas jadilah ia." [Al Baqarah:117]
"…
Katakanlah : "Karena itu siapakah yang bisa merintangi kehendak Allah bila Ia menginginkan
kemudharatan buatmu atau bila Ia menginginkan faedah bagimu. Sebetulnya Allah Maha
Ketahui apa yang kamu lakukan." [Al Fath:11]
9. Ilmu (Ketahui) Allah itu memiliki ilmu (Maha Ketahui).
Tidak mungkin Allah itu Jahal (Bodoh). Allah Maha
Ketahui karena Dia yang membuat semua sesuatu.
Dan manusia tahu bukan lantaran membuat, tetapi sekadar menyaksikan, dengar, dan
memperhatikan. Itu juga terbatas pengetahuannya hingga manusia tetap tidak sanggup
membuat walau cuma satu ekor lalat.
"Dan Allah mempunyai kunci semuanya yang ghaib; tidak ada yang ketahuinya terkecuali Ia, dan
Ia ketahui apa yang di dataran dan di lautan, dan tidak ada satu helai daun juga yang luruh
tetapi Ia ketahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak
suatu hal basah atau kering, tetapi tercatat dalam kitab yang riil (Lauh Mahfudz)" [Al
An'aam:59]
"Ucapkanlah: Kiranya lautan jadi tinta untuk menulis beberapa kalimat Tuhanku, benar-benar
habislah lautan itu saat sebelum habis dicatat kalimat Tuhanku, walau Kami hadirkan tambahan
sekitar itu." [Al Kahfi:109]
"Allah Maha Ketahui semua sesuatu." [An Nisaa':176]
10. Hayaat (Hidup) Allah itu Hayaat (Maha Hidup).
Mustahil Tuhan itu Maut (Mati). Bila Tuhan mati, karena itu
bubarlah dunia ini. Tidak pantas kembali ia disembah. Maha Suci Allah dari kematian/meninggal dunia.
"Dan bertawakkallah ke Allah yang hidup abadi Yang tidak mati…" [Al Furqaan:58]
11. Sama' (Mendengar) Allah memiliki sifat Sama' (Maha Mendengar).
Tidak mungkin Tuhan memiliki sifat Shomam (Tuli).
Allah Maha Mendengar. Tidak mungkin Allah tuli.
"… Allah Maha Dengar kembali Maha Ketahui." [Al Baqarah:256]
12. Bashor (Melihat) Allah memiliki sifat Melihat.
Tidak mungkin Allah itu ‘Amaa (Buta).
"Sebenarnya Allah ketahui apa yang ghaib di bumi dan langit. Dan Allah Maha Menyaksikan
apa yang kamu lakukan." [Al Hujuraat:18]
Makna: takut melakukan perbuatan dosa karena Allah selalu menyaksikan kita
13. Kalam Allah memiliki sifat Kalam (Berbicara-kata).
Tidak mungkin Allah itu Bakam (Bisu)
"…Dan Allah sudah bicara ke Musa secara langsung" [An Nisaa' 164]
Bila kita yakini ini, pasti kita tidak menyembah berhala yang tidak dapat berbicara sebagai
Tuhan [Al Anbiyaa' 63-65]
Demikian karakter-sifat Allah yang perlu yang harus kita kenali supaya kita mengetahui mana Tuhan
yang mana dan asli yang bukan. Bila karakter-sifat Tuhan itu kita ketahui dan yakin, pasti kita tidak menyembah 3 Tuhan
atau Tuhan yang Mati atau Tuhan yang lemah dan sebagainya.
Kita cuma ingin menyembah
Allah yang mempunyai karakter-sifat di atas dengan sempurna. Ada juga karakter-sifat ke 14-20 sebenarnya sebagai wujud Subjektif/Aktor dari Sifat nomor
7-13 yakni:
.
14. Qodirun: Yang Mempunyai sifat Qudrat
15. Muriidun: Yang Mempunyai Sifat Iroodah
16. ‘Aalimun: Yang Memiliki Pengetahuan
17. Hayyun: yang Hidup 18.
Samii'un: Yang Dengar
19. Bashiirun: Yang Menyaksikan
20. Mutakallimun: Yang Berbicara
15. Muriidun: Yang Mempunyai Sifat Iroodah
16. ‘Aalimun: Yang Memiliki Pengetahuan
17. Hayyun: yang Hidup 18.
Samii'un: Yang Dengar
19. Bashiirun: Yang Menyaksikan
20. Mutakallimun: Yang Berbicara
Insya Allah semua karakter-sifat Allah itu berdasar alasan Al Qur'an yang kuat jadi harus kita
yakin kebenarannya. Pengetahuan Tauhid ini demikian penting. Karenanya cetaklah dan sebarkanlah pada
keluarga dan rekan-rekan anda untuk perkuat aqidah mereka.
Sebagai manusia pasti tulisan ini tidak terlepas dari salah dan lupa. Insya Allah pembaruan dan
pembaruan dapat anda peroleh